Fimela.com, Jakarta Di tengah derasnya arus tren mode global, dua kreator TikTok, @romannuansa (Oman) dan @cadburylemonade (Mba Tumbas), memilih jalannya sendiri. Yakni dengan melestarikan dan mempopulerkan wastra Nusantara lewat konten TikTok yang rutin mereka buat. Mereka tidak hanya menjadikan konten TikTok sebagai pamer OOTD, tetapi juga medium edukasi dan inspirasi bagi generasi muda.
Mba Tumbas dan Roman Nuansa pun berbagi cerita menjadi kreator konten fashion di sesi Cerita Wastra dalam rangkaian gelaran Parade Wastra Nusantara 2025 pada Sabtu (9/8/2025). Tak hanya ingin sekadar bercerita, keduanya pun sepakat ingin menginspirasi lebih banyak orang untuk bangga mengenakan wastra dalam kehidupan sehari-hari
"Banyak yang shock karena banyak yang beranggapan kalau wastra biasa digunakan untuk acara formal, namun dengan hal ini memulai banyak orang-orang yang mau berwastra dalam kegiatan sehari-hari. Dengan pair OOTD yang kontenporer dangdut namun tetap menilaikan wastra," kata Mba Tumbas.
Oman sendiri menilai TikTok bukan hanya sekadar platform media sosial melainkan juga tempat menemukan komunitas untuk berbagi akan cara menggunakan kain dari berbagai sudut pandang.
"Sama-sama belajar dan terkoneksi mengenai wastra sebagai pakaian yang bisa dikenakan sehari-hari. Bisa dicocokan dengan personality," kata Oman.
Jatuh cinta dengan wastra
Oman sendiri mulai jatuh cinta dengan wastra karena terinspirasi dari sang nenek yang selalu mengenakan kain dalam kesehariannya. Melihat kain sebagai bagian dari kebiasaan, Oman mulai bereksperimen, memberikan tips mengenakan kain tanpa jahitan, serta membagikan filosofi dan pakem wastra agar tetap relevan di era modern.
Keinginannya untuk mengenal wastra lebih dalam ketika Oman mengunjungi sebuah pameran yang menampilkan sebuah kain Batik dengan harga fantastis. Dari situlah Oman mulai mempelajari dan menikmati proses pembuatan wastra. Hingga akhirnya ia menerjukan dirinya menyelami dunia wastra dengan menjadi seniman tekstil yang berfokus pada ecoprinting.
Sementara itu, Mbak Tumbas tumbuh di tengah keluarga Jawa yang cukup lekat dengan wastra. Namun keinginannya untuk padupadan busana menggunakan wastra tumbuh pada 2021. Kala itu, Mba Tumbas melihat peluang karena belum banyak kreator yang membahas wastra secara kreatif di media sosial. Ia ingin menginspirasi orang yang sebenarnya tertarik mengenakan wastra, namun masih malu atau bingung memadupadankannya.
Jadikan wastra makin relevan
Lewat konten berwastra di TikTok, keduanya memiliki harapan yang sama. Yakni menjadikan wastra sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak hanya dipakai busana acara formal. Namun bisa menjadi cerminan ekspresi diri sekaligus melestarikan identitas bangsa lewat berwastra.
"Kita tuh ngga boleh mau dimanapun itu karena itu adalah gambaran diri kita, melihat wastra sebagai bentuk dari ekspresi diri," tegas Oman.
Oman kerap memadukan sarung untuk pria menjadi outfit harian, bahkan memanfaatkan wastra sebagai home decor, kemeja, atau aksesori unik dari potongan kain sisa. Ia juga memberikan tutorial lilit kain yang variatif yang dapat melengkapi segala tampilan. Hal yang sama juga dilakukan Mba Tumbas dengan gaya Dangdutcore andalannya.
Mbak Tumbas senang bereksperimen dengan tabrak motif menggunakan kain kontemporer yang tetap aman tanpa menyalahi pakem tradisional. Terlebih, ia pernah memangkas habis rambutnya yang membuat semakin ekspresif mengenakan wastra. Salah satu formula andalan Mba Tumbas dalam berwastra adalah dengan memadukan kain tanpa jahit, kebaya payet modern, dan celana silver berkilau untuk menciptakan tampilan modern yang tetap menonjolkan wastra.
Langkah panjang
Langkah Mba Tumbas dan Roman Nuansa sebagai konten kreator wastra belum berhenti sampai di sini. Keduanya ingin masyarakat lebih memahami akan proses panjang yang dilakukan para pengrajin untuk bisa menghasilkan wastra yang indah digunakan dan dipandang mata. Sehingga masyarakat tidak lagi melihat wastra sebagai sebuah kain melainkan warisan budaya yang perlu dilestarikan.
"Ingin orang-orang diluarsana lebih percaya diri lagi mengenakan wastra dalam aktivitas sehari-hari tidak hanya untuk acara tertentu dan acara formal," kata Mba Tumbas.
Melalui kreativitas dan dedikasi mereka, Oman dan Mbak Tumbas membuktikan bahwa wastra tidak hanya sekadar kain tradisional, tetapi juga simbol identitas, ekspresi diri, dan kebanggaan budaya. Mereka menjadi contoh bahwa generasi muda dapat menjaga warisan budaya sekaligus mengemasnya secara modern agar tetap relevan di mata dunia.
Sahabat Fimela, Parade Wastra Nusantara 2025 hadir berkat dukungan sponsor dari PT Pertamina Persero, Bank BRI, Permodalan Nasional Madani, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemkot Tarakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.