Dari Layar ke Gaya: Inovasi Produk Fashion Ramah Lingkungan yang Terbuat dari Layar Bioskop Bekas

6 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Pengalaman menonton film di bioskop masih menjadi aktivitas hiburan favorit masyarakat Indonesia. Meski layanan streaming makin berkembang, atmosfer ruang gelap dengan layar raksasa, dentuman suara yang imersif, serta sensasi menikmati cerita bersama pasangan, teman, atau keluarga tetap menawarkan pengalaman yang sulit tergantikan. Akhir pekan di bioskop pun menjadi ritual kecil yang dinanti, menghadirkan momen kebersamaan sekaligus pelarian sejenak dari rutinitas.

Namun, keseruan ini tidak datang tanpa jejak. Aktivitas menonton film di bioskop menyisakan deretan sampah yang berpotensi mencemari lingkungan. Dari sisa makanan, kemasan minuman, wadah popcorn, sedotan sekali pakai, hingga limbah operasional bioskop lainnya. Beberapa studi dan observasi lapangan menunjukkan bahwa satu studio dengan kapasitas 150–200 kursi dapat menghasilkan lebih dari 10–15 kg sampah per hari, sebagian besar berupa plastik sekali pakai dan kertas berlapis lilin yang sulit terurai. Jika dikalikan dengan jumlah bioskop di seluruh Indonesia, limbah harian yang dihasilkan industri ini mencapai angka yang sangat besar. Bahkan, salah satu jenis limbah yang jarang disadari keberadaannya adalah layar bioskop bekas, yang ukurannya masif dan tidak mudah dibuang begitu saja.

Melihat tantangan tersebut, sejumlah penyedia layanan bioskop di Indonesia mulai mengambil langkah serius untuk menghadirkan operasional yang lebih berkelanjutan. Tidak hanya memperbaiki sistem manajemen sampah, mereka juga mulai melakukan transformasi mendalam untuk mengolah limbah menjadi produk baru yang fungsional, estetik, dan bernilai jual. Perubahan ini bukan sekadar mengikuti tren ramah lingkungan, tetapi mencerminkan komitmen industri hiburan terhadap masa depan bumi.

Transformasi Ramah Lingkungan di Industri Bioskop

Inovasi keberlanjutan di industri bioskop di Indonesia bergerak melalui dua jalur utama, yakni pengurangan limbah dan pemanfaatan kembali limbah (upcycling). Kedua pendekatan ini menjadi dasar bagi budaya operasional baru yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

1. Minyak Jelantah Menjadi Biofuel

Cinema XXI mengambil langkah konkret melalui kerja sama dengan perusahaan TUKR dalam mengelola limbah minyak jelantah dari gerai F&B mereka. Minyak sisa menggoreng popcorn dan makanan lainnya sebelumnya hanya menjadi limbah berbahaya apabila dibuang sembarangan. Kini, minyak tersebut dikumpulkan secara teratur dan diolah menjadi biofuel—salah satu alternatif energi terbarukan yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil.

Langkah ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran air dan tanah akibat pembuangan minyak, tetapi juga menciptakan siklus baru yang jauh lebih bermanfaat dan berkelanjutan.

2. Layar Bioskop Diubah Menjadi Produk Fashion

Inovasi paling menarik perhatian publik adalah upcycling layar bioskop bekas. Layar, yang ukurannya bisa mencapai belasan meter, biasanya sulit didaur ulang karena materialnya yang kompleks. Namun kini, layar bioskop menemukan kehidupan kedua sebagai produk fashion yang unik dan fungsional.

XXI Screen Bag – Cinema XXI

Cinema XXI merilis produk XXI Screen Bag, sebuah tas ramah lingkungan yang dibuat dari layar bioskop yang sudah tidak terpakai. Dengan tampilan minimalis dan tekstur yang khas, tas ini tidak hanya menjadi barang fungsional tetapi juga membawa sentuhan nostalgia pengalaman sinema. Tas ini dijual seharga Rp180.000, dan pembeli sudah mendapatkan salt popcorn dan minuman soda sebagai bagian dari paket pembelian.

Inisiatif ini bukan hanya mengurangi limbah, tetapi mengubah bentuk sampah menjadi barang kreatif bernilai tinggi—sebuah contoh upcycling yang relevan dan inspiratif.

SCREENtoGREEN – CGV Cinemas

CGV Cinemas menghadirkan program SCREENtoGREEN, yang mengolah layar bioskop lama menjadi SCREEN Pouch. Pouch kecil yang praktis ini memiliki desain yang menonjolkan karakteristik permukaan layar bioskop, memberi konsumen pengalaman memiliki bagian kecil dari sejarah ruang tontonnya.

Pouch ini dijual seharga Rp175.000, namun CGV juga menawarkan paket Combo Screen Pouch seharga Rp150.000 yang sudah termasuk 1 pouch + 1 medium popcorn + 1 medium drink. Program ini mendapat sambutan positif karena memadukan kreativitas, fungsionalitas, dan kesadaran lingkungan.

3. Menghapus Plastik Sekali Pakai – Flix Cinema

Flix Cinema tampil sebagai salah satu pionir eco-friendly cinema di Indonesia. Mereka mengambil langkah tegas dengan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai di seluruh gerainya. Sedotan plastik diganti dengan sedotan ramah lingkungan, kemasan F&B dibuat reusable atau biodegradable, dan penonton didorong untuk membawa tumbler sendiri untuk mengurangi sampah botol plastik.

Upaya ini membuktikan bahwa keberlanjutan dapat diterapkan pada berbagai level operasional—tidak hanya inovasi besar, tetapi juga kebiasaan kecil yang memberikan dampak besar.

4. Pemilihan Bahan Pangan Lebih Sehat dan Berkelanjutan

Pada sektor F&B, Cinema XXI juga menerapkan standar baru yang lebih ramah lingkungan. Mereka memilih biji jagung non-GMO untuk popcorn, menggunakan gula kelapa organik, serta minyak yang bebas lemak trans. Selain memberikan alternatif yang lebih sehat bagi konsumen, pemilihan bahan ini mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon dari pangan bioskop.

Menonton Film Tanpa Merusak Bumi

Upaya-upaya ini membuktikan bahwa industri hiburan dapat menjadi bagian dari solusi lingkungan. Transformasi operasional bioskop—dari pengelolaan minyak jelantah, upcycling layar bioskop, pengurangan plastik sekali pakai, hingga bahan pangan berkelanjutan—menunjukkan arah baru yang lebih hijau.

Yang paling menarik, inovasi seperti tas dan pouch berbahan layar bioskop membuktikan bahwa limbah dapat memiliki kehidupan kedua yang stylish dan fungsional. Dari layar yang dulunya menampilkan cerita-cerita menakjubkan, kini berubah menjadi produk fashion yang dapat digunakan sehari-hari. **Dari layar ke gaya**, inovasi ini menjadi simbol bahwa sebuah perubahan kecil dalam industri dapat memberikan inspirasi besar dalam gaya hidup berkelanjutan.

Dengan semakin banyaknya penyedia layanan bioskop yang menerapkan inisiatif ramah lingkungan, masyarakat Indonesia kini dapat menikmati hiburan favorit mereka tanpa harus merasa bersalah terhadap bumi. Sebuah langkah maju untuk menciptakan pengalaman menonton yang tidak hanya memanjakan mata—tetapi juga menjaga masa depan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|