Fimela.com, Jakarta Parade Wastra Nusantara 2025 kembali memancarkan pesonanya sebagai ajang tahunan yang merayakan kemegahan kain tradisional Indonesia. Mengusung tema “Keanggunan Wastra dalam Balutan Keseharian”, perhelatan yang digelar pada 8–10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta ini tidak hanya menghadirkan pagelaran busana, kompetisi kreatif, dan pertunjukan musik, tetapi juga menjadi momen penganugerahan tertinggi bagi mereka yang telah berdedikasi menjaga, mengembangkan, dan mempopulerkan wastra di kancah nasional maupun internasional.
Tahun ini, desainer, merek, dan institusi terpilih meraih penghargaan Anugerah Wastra Nusantara, masing-masing dengan kisah dan kontribusi yang menginspirasi.
Tangan Privé – Anugerah Rupa Tenun Nusantara
Sebagai lini couture eksklusif dari rumah mode TANGAN yang didirikan Margaretha Novianty dan Zico Halim pada 2015, Tangan Privé dikenal dengan busana made-to-order berbahan wastra istimewa. Mereka memadukan batik Kudus, songket Bali, hingga tenun Garut dengan sentuhan detail couture yang mewah, menghasilkan harmoni antara warisan budaya dan desain kontemporer.
Dengan siluet presisi, ornamen elegan, dan narasi visual yang kuat, Tangan Privé menjadikan tenun bukan sekadar kain tradisional, melainkan karya seni modern yang memukau.
Wilsen Willim – Anugerah Rupa Batik Nusantara
Mencetak tren rok batik high waist yang dipadukan dengan kebaya modern, Wilsen Willim berhasil menyegarkan wajah batik di mata generasi muda. Awalnya, ia fokus pada desain minimalis tanpa wastra. Namun, cintanya pada batik mulai tumbuh setelah berkolaborasi dengan Warisan Budaya Indonesia (WBI) dan Cita Tenun Indonesia (CTI) di Jakarta Fashion Week 2023.
Ciri khas Wilsen terlihat pada potongan rapi bergaya minimalis, teknik lipatan pinwheel origami, serta penggunaan material katun alami yang nyaman.
Meraih penghargaan Anugerah Rupa Batik Nusantara, Wilsen mengaku merasa terhormat.
“Aku sangat merasa terhormat. Sepuluh tahun lalu, aku kembali ke Jakarta karena ingin berkembang bersama negaraku. Dalam prosesnya, saat aku berada di luar negeri, aku selalu merasa seperti orang asing dan tetap menjadi minoritas. Namun, lewat batik, aku menemukan ciri khas peranakan, asal-usul, dan akar budayaku. Dari situlah cintaku terhadap wastra Indonesia tumbuh,” ujarnya saat diwawancarai Fimela.
Iwan Tirta Private Collection – Anugerah Abdi Kriya Wastra Nusantara
Lebih dari satu dekade setelah kepergian maestro Iwan Tirta, brand ini terus menjaga kesakralan batik melalui kepemimpinan kolektif. Inovasi mereka meliputi pemilihan warna yang mengikuti tren, penggunaan material ramah lingkungan seperti Tencel, hingga eksplorasi siluet modern untuk pria dan wanita.
Batik tulis yang dikerjakan selama berbulan-bulan dengan sutra, organza, dan linen tetap menjadi mahakarya yang memadukan teknik, filosofi, dan kemewahan.
Meraih penghargaan Anugerah Abdi Kriya Wastra Nusantara, perwakilan Iwan Tirta Private Collection menyampaikan rasa bangganya.
“Penghargaan ini menjadi amanat dan pengingat bagi kami di Iwan Tirta Private Collection untuk terus berinovasi, sekaligus tetap fokus melestarikan wastra Indonesia,” ujar Rindu Melati, Head of Marketing Iwan Tirta Private Collection.
Cita Tenun Indonesia – Anugerah Penggerak Wastra Nusantara
Sejak berdiri pada 28 Agustus 2008, organisasi nirlaba ini berkomitmen melestarikan tenun tradisional Indonesia melalui pelatihan, pendampingan perajin, hingga kolaborasi lintas sektor. Misinya jelas: mengangkat tenun dari sekadar pusaka keluarga menjadi produk yang relevan, bernilai jual, dan diterima pasar modern.
Dengan program pemberdayaan perempuan perajin dari Aceh hingga Papua, Cita Tenun Indonesia membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi masyarakat.
“Cita Tenun Indonesia berharap semakin banyak yang mencintai wastra, khususnya tenun, dan para desainer muda dapat lebih banyak mengeksplorasi wastra Indonesia,” ujar Dewi Ivo Rajasa, Pengurus Bidang Marketing dan Komunikasi di Cita Tenun Indonesia.
Annisa Pohan – Anugerah Srikandi Wastra Nusantara
Dari dunia modeling dan televisi hingga mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono di panggung politik, Annisa Pohan konsisten menampilkan keanggunan dalam balutan wastra. Ia tak hanya menjadikannya bagian dari gaya personal, tetapi juga aktif mempromosikan kebudayaan Indonesia di berbagai kesempatan.
Selain itu, Annisa juga terlibat dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan, menjadikannya sosok yang merepresentasikan perempuan modern sekaligus penjaga tradisi. Berkat dedikasinya, Annisa Pohan meraih Anugerah Srikandi Wastra.
Parade Wastra Nusantara 2025 kembali membuktikan bahwa kain tradisional Indonesia adalah sumber identitas dan kebanggaan yang terus berevolusi. Dari panggung couture hingga gerakan sosial, para penerima anugerah tahun ini menunjukkan bahwa wastra bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan jembatan menuju masa depan.
Sahabat Fimela, Parade Wastra Nusantara 2025 hadir berkat dukungan sponsor dari PT Pertamina Persero, Bank BRI, Permodalan Nasional Madani, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemkot Tarakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.