Di Balik Gaun Biru Ikonik Sheila Dara di Film Sore: Istri dari Masa Depan, Ternyata Ramah Lingkungan & Dibuat dari Fermentasi Daun Indigo

1 month ago 20

Fimela.com, Jakarta Film Sore: Istri dari Masa Depan tengah hangat diperbincangkan. Tak hanya karena premis ceritanya yang unik, tentang Sore (diperankan oleh Sheila Dara) yang datang dari masa depan sebagai istri Jonathan (Dion Wiyoko), tapi juga berkat chemistry keduanya yang mengikat emosi penonton. Namun, ada satu detail lain yang tak luput mencuri perhatian: gaun biru ikonik yang dikenakan Sore.

Dalam film tersebut, Sore yang datang dari masa depan tak membawa bekal pakaian apa pun selain dress biru yang ia kenakan. Kehadirannya yang misterius, ditambah penampilan konsisten dengan gaun biru berhias bintang, menjadikannya ikon visual dalam cerita. Tak heran, banyak penonton kemudian bertanya-tanya: siapa pembuat gaun itu dan apa makna di baliknya?

Ternyata, busana tersebut bukan sekadar pilihan estetika, melainkan sebuah karya penuh makna dari brand lokal berkelanjutan, Sukkha Citta, melalui koleksi mereka yang bertajuk Angkasa.

Diciptakan dengan Pewarna Alami dan Teknik Tradisional

Gaun biru yang dikenakan Sheila Dara dalam film ini tak hanya indah, tetapi juga kaya makna. Warnanya berasal dari pewarna alami daun indigo, yang ditanam selama empat bulan melalui sistem kebijaksanaan tumpang sari khas masyarakat lokal, sebuah praktik pertanian tradisional yang turut meregenerasi tanah dan lingkungan.

Motif bintang yang menjadi ciri khas gaun Angkasa digambar secara manual oleh para perajin perempuan di desa menggunakan teknik Batik Tulis. Proses kreatif ini dilakukan di bawah cahaya bulan, dan memakan waktu 27 hari, menghadirkan kesan magis yang sejalan dengan kisah perjalanan waktu dalam film Sore.

Gaun Limited Edition Bernama “Pleated Dress in ANGKASA”

Gaun ikonik yang dikenakan Sore dalam film ini diberi nama Pleated Dress in ANGKASA. Dirancang khusus sebagai edisi terbatas, busana ini merupakan produk eksklusif daring (online exclusive) dan sempat dijual seharga Rp3.990.000. Kini, gaun tersebut sudah terjual habis.

Dirancang dalam siluet oversized yang longgar dan elegan, gaun ini dibuat dari serat alami TENCEL™ Eucalyptus yang ringan, sejuk, dan ramah iklim tropis. Potongan leher berbentuk V memberi kesan feminin tanpa terlalu terbuka, sementara sabuk panjang yang menyertainya memungkinkan pemakainya mengatur sendiri bentuk pinggang, dikenakan ketat untuk siluet ramping, atau dibiarkan longgar untuk tampilan yang santai dan effortless.

Sukkha Citta: Gerakan Sosial Lewat Fashion

Sukkha Citta bukan sekadar label fashion. Didirikan oleh Denica Riadini-Flesch, seorang mantan ekonom Bank Dunia, brand ini muncul dari keresahan terhadap ketidakadilan yang dialami para pengrajin di pedesaan. Sejak berdiri pada tahun 2016, Sukkha Citta mengusung prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan sebagai inti dari setiap koleksinya.

Alih-alih menggandeng pabrik besar, mereka mempekerjakan langsung para ibu-ibu di desa (Ibus), memberikan pelatihan, upah yang layak, dan akses terhadap pendidikan untuk anak-anak mereka. Setiap potongan kain sisa pun tidak dibuang, melainkan didaur ulang melalui program #ReMadeRight, di mana pelanggan juga bisa mengembalikan pakaian lama untuk diperbaiki atau diproses ulang.

Tak heran jika gaun Angkasa terasa begitu personal dan kuat dalam film Sore. Sukkha Citta sendiri menggambarkannya sebagai pakaian yang lahir dari tanah, ditenun dengan cerita, dan dikenakan untuk menyatukan kembali siapa diri kita sebenarnya.

"Yang membuat gaun ini istimewa adalah cerita yang tergambar di motif bintangnya. Kainnya diwarnai secara alami dengan indigo dan gula, lalu digambar langsung dengan tangan oleh para pengrajin perempuan di bawah cahaya bulan. Jumlahnya sangat terbatas, hanya dibuat beberapa saja,” tulis mereka di keterangan produknya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|