Wali Kota Tarakan Khairul dan Istri Tampilkan Pesona Wastra Tarakan di Parade Wastra Nusantara 2025

1 month ago 18

Fimela.com, Jakarta Parade Wastra Nusantara 2025 menutup rangkaian acaranya dengan penuh kemegahan. Mengusung tema “Keanggunan Wastra dalam Balutan Keseharian”, ajang persembahan FIMELA dan Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini kembali digelar di Grand Atrium Kota Kasablanka, menjadi panggung perayaan kain tradisional dari berbagai penjuru Indonesia. Tahun ini, Tarakan, Kalimantan Utara, menjadi salah satu sorotan utama.

Momen spesial hadir saat Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes., didampingi sang istri yang juga Ketua Dekranasda Kota Tarakan, Sitti Rujiah, S.Keb., Bdn., melangkah percaya diri di atas panggung pada (10/8/2025). Keduanya tampil kompak mengenakan busana penuh warna dari wastra Tarakan, memamerkan keindahan motif serta filosofi kain tradisional yang menjadi identitas budaya Kalimantan Utara.

Khairul tampil dengan kemeja panjang bermotif Gedabang atau Sa’ung, terinspirasi dari topi khas suku Dayak dan Tidung yang digunakan saat berladang dan melaut, dipadukan dengan ornamen rumah bangsawan tempo dulu. Sitti memancarkan pesona anggun dalam maxi dress bermotif Imbaul, memadukan ukiran kayu, tumbuhan pakis, dan buah bakau. Setiap warna sarat makna: kuning melambangkan kehormatan, hijau untuk kedamaian, merah untuk keberanian, biru untuk persaudaraan, dan hitam untuk kekuatan.

Cerita Wastra: Menyelami Filosofi Wastra Tarakan

Rangkaian acara dimulai pukul 15.35 WIB dengan sesi Cerita Wastra: Tarakan, sebuah talkshow yang mengupas sejarah, filosofi, dan keindahan visual kain khas pesisir Kalimantan Utara.

Menurut Khairul, kekuatan wastra Tarakan terletak pada filosofi alam yang kental. “Simbol-simbol seperti pakis, gurun, ombak, hingga perahu semuanya merefleksikan warisan budaya dan kearifan lokal Tarakan,” jelasnya.

Sitti menambahkan bahwa motif pakis menjadi simbol keselarasan manusia dengan alam. “Pakis bisa menahan erosi, sehingga filosofinya adalah menjaga keseimbangan alam,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, keduanya juga mengenakan tenun motif Batug Semandak, batug berarti anyaman, semandak berarti anak gadis, yang melambangkan harapan indah di masa depan sekaligus ketangguhan masyarakat pesisir.

Strategi Melestarikan Wastra untuk Generasi Muda

Khairul mengungkapkan bahwa pendidikan budaya Tarakan telah ditanamkan sejak dini. “Dimulai dari TK, ada kurikulum lokal yang mengajarkan warisan budaya, termasuk tarian dan batik,” ujarnya.

Hasilnya, generasi muda, terutama Gen Z, menjadi motor promosi wastra. Mereka aktif mempopulerkan kain Tarakan lewat media sosial, sekaligus menggunakannya dalam keseharian, bukan hanya pada acara resmi.

Upaya ini juga mendapat dukungan luas dari berbagai pihak. Pemerintah Kota Tarakan menggandeng Bank Indonesia, Pertamina, serta berkolaborasi dengan FIMELA dan para desainer nasional untuk mengangkat pamor wastra di kancah nasional.

Kolaborasi Lintas Sektor

Bagi Khairul, sinergi lintas sektor menjadi kunci perkembangan wastra Tarakan. “Kami berkolaborasi dengan UMKM, sponsor, hingga desainer nasional. Kolaborasi dengan FIMELA sudah sering dilakukan, termasuk dengan Barli Asmara dan kini Wignyo Rahadi. Ini bukan hanya meningkatkan kualitas produksi, tetapi juga pemasaran produk Tarakan. Sekarang sudah ada puluhan pengrajin batik di Tarakan, dan ini menjadi kebanggaan kami,” tuturnya.

Selaras Wastra: “Exotica” Karya Wignyo Rahadi

Pukul 16.35 WIB, panggung beralih pada Selaras Wastra: Tarakan x Wignyo Rahadi. Desainer tenun ternama ini menghadirkan koleksi bertajuk Exotica, yang terdiri dari 8 look busana wanita dan satu busana pria dalam konsep modest fashion.

Koleksi ini memadukan tenun dan batik Kalimantan Utara dengan Tenun Gaya by Wignyo. Siluetnya bervariasi, mulai dari long dress, blouse, rok, cape, hingga outerwear, dilengkapi aksen obi belt berbahan serat kulit kayu khas hutan Kalimantan. Permainan warna cerah dan monokrom hitam, detail lipit, tali ikat, hingga list kontras memberikan kesan feminin sekaligus modern.

“Exotica adalah cara saya bercerita tentang Kalimantan Utara lewat bahasa mode. Kain tradisional bisa elegan, wearable, dan tetap menyampaikan pesan budaya yang kuat,” ujar Wignyo Rahadi.

Warisan yang Menghubungkan Tradisi dan Modernitas

Parade Wastra Nusantara 2025 menjadi bukti bahwa wastra bukan sekadar kain, tetapi cerita yang hidup, tentang alam, manusia, dan harmoni. Kehadiran Wali Kota Khairul dan Sitti sebagai muse menegaskan bahwa pelestarian wastra adalah kebanggaan bersama, bukan hanya tugas pengrajin.

“Mengenakan tenun dan batik Tarakan berarti membalut diri dengan sejarah dan budaya masyarakat Tarakan. Itu artinya turut melestarikan nilai-nilai budaya yang kami jaga,” tutup Sitti.

Kesuksesan Parade Wastra Nusantara 2025 yang berlangsung pada 8-10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta, berkat dukungan sponsor dari PT Pertamina Persero, Bank BRI, Permodalan Nasional Madani, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemkot Tarakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Hilda Irach
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|